Check out more of our news
Cari Tahu Soal Plafon KPR di Sini, Yuk!
17 Maret 2023 | Waktu baca 3 menit
Ketika akan mengajukan kredit apa pun termasuk KPR, kamu akan mendengar atau membaca istilah plafon. Ini merupakan poin utama yang biasa tertulis pada lembar formulir pengajuan pinjaman. Plafon kredit adalah batas maksimal biaya kredit yang dapat diberikan oleh pihak kreditur kepada debitur.
Baca juga: Panduan Lengkap KPR
Dalam artikel ini kita akan membahas lebih jauh mengenai plafon KPR termasuk tips memilih plafon untuk kebutuhan pembiayaan rumahmu.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), plafon adalah batas maksimal dari kredit atau biaya yang disediakan. Sementara menurut kamus pembiayaan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), plafon adalah nilai kredit atau pembiayaan yang disediakan oleh perusahaan pembiayaan (seperti bank) kepada debiturnya.
Istilah plafon kredit ini juga terdapat dalam sistem KPR yang bisa didefinisikan sebagai nilai pembiayaan yang disediakan oleh bank untuk nasabahnya. Kalau dihitung, nilai plafon KPR adalah harga rumah dikurangi DP yang sudah kamu bayarkan kepada penjual properti. Karena itu, DP sangat berpengaruh pada plafon pinjaman yang akan kamu ajukan. Ini juga akan memengaruhi besaran cicilan bulanan yang harus kamu keluarkan.
Secara sederhana, plafon adalah besaran utangmu ke bank saat mengajukan KPR. Dalam kalkulator KPR, besaran plafon pinjaman menjadi bagian utama yang harus diinput. Misalnya saja kamu ingin membeli rumah seharga Rp200 juta lewat KPR dengan tenor 10 tahun. Kalau di awal kamu sudah membayar DP sebesar 30% dari harga rumah yakni Rp60 juta, maka plafon yang akan kamu dapatkan nantinya adalah Rp140 juta.
Sebelum memberikan besaran plafon tertentu, bank akan melakukan sejumlah penilaian. Apa saja yang menjadi faktor penentu plafon KPR yang bisa kamu dapatkan?
Penghasilan bulanan yang kamu miliki adalah tolok ukur utama sebelum bank menyetujui pengajuan kreditmu. Setiap bank punya sistem dan standar yang berbeda-beda untuk memberikan plafon tapi rata-rata bank mensyaratkan penghasilan minimal Rp3 juta per bulan bagi calon nasabah. Ini dibuktikan dengan slip gaji.
Bagi pengusaha, penghasilan bulanan yang diperoleh bisa dilihat dari laporan keuangan. Bentuknya bisa bermacam-macam mulai dari rekening koran 3 bulan terakhir atau laporan keuangan. Ini bisa menjadi acuan bagi bank untuk mengetahui kondisi keuangan pribadimu.
Banyak orang yang menyepelekan pentingnya memiliki NPWP. Padahal NPWP juga bisa bermanfaat bagi bank karena mereka bisa melihat rekam jejak pembayaran pajakmu selama ini. Histori ini bisa menjadi patokan bagi bank untuk menilai berapa plafon KPR yang bisa kamu peroleh. Jangan sampai hanya karena tidak punya NPWP, KPR-mu ditolak, ya!
Biasanya bank juga meminta calon nasabah untuk melampirkan buku tabungan. Pastikan data yang kamu isi pada lembar pengajuan sesuai dengan data yang ada pada buku tabungan, ya!
Skor kredit menentukan bagaimana riwayat kredit yang kamu miliki. Apakah selama ini semua kredit dan cicilanmu dibayar lancar atau ada tunggakan. Pastikan kamu tidak pernah terlambat membayar cicilan lain seperti cicilan kartu kredit atau kendaraan yang kamu punya. Kalau skor kreditmu buruk, ini bisa berdampak pada plafon KPR yang akan diberikan bank.
Untuk menentukan berapa nilai plafon KPR yang cocok untukmu, simak beberapa tips berikut ini!
Mau mengajukan KPR ke beberapa bank sekaligus? Kamu bisa melakukannya lewat IDEAL. IDEAL telah berpartner dengan 7 bank di Indonesia yakni Bank Danamon, CIMB Niaga, OCBC NISP, Maybank, Bank Permata, Bank Mandiri dan Bank Panin. Dengan pilihan yang beragam, semakin mudah bagimu menemukan produk KPR yang paling menguntungkanmu. Yuk, kunjungi platform IDEAL untuk pengajuan KPR atau pindah KPR sekarang!